Ibu..
Makhluk ciptaan Tuhan yang amat kami sayang
Yang pernah memperjuangkan nyawa kami, 4 orang anak yang pernah berada dekat sekali dengan jantungmu, selama sembilan bulan pula ibu selalu membawa kami kemanapun ibu pergi, sungguh nyaman rasanya berada di dalam rahim mu.
Sedari kami kecil, ibu tidak pernah mempunyai asisten rumah tangga, ibu hanya mempunyai nanny untuk merawat kita dikala ibu sedang bekerja.
Ibu yang selalu membuatkan dan mengontrol apa yang kami makan.
Ibu selalu menyiapkan makanan untuk bapak. Bahkan segala pekerjaan rumah tangga ibu yang menangani, termasuk mencuci pakaian kami.
Dari dulu memang ibu sudah menggunakan mesin cuci, tetapi semenjak mesin cuci terakhir di rumah rusak sekitar 4 tahun yang lalu, ibu tidak di ijinkan bapak untuk membeli mesin cuci, dengan alasan jauh lebih bersih dicuci tangan.
Betapa tidak kami kasihan melihat ibu mencuci baju kami dengan menggunakan tangan, tentu bukan hal yang mudah, di tambah usia ibu yang semakin senja. Ibu menjadi lebih sering kelelahan. Lambat laun kami menyadari, kami bukan anak kecil lagi, kami harus bisa menjadi "mesin cuci" dikala rusak. Sekarang kamipun menyadari bapak dulu tidak memberikan ibu mesin cuci semata-mata hanya ingin anak-anaknya mencuci sendiri, tidak tergantung dengan ibu dan mesin cuci.
Ibu.
Maafkan kami, karna demi pakaian kami tetap bersih dan terlihat indah ibu menjadi kelelahan.
Ibu.
Ijinkan kami untuk menjadi "mesin cuci" mu, biarkan sekarang kami yang mencuci bajumu dan baju bapak.
Sudah terlalu senja ibu untuk mencuci baju kami.
Terimakasih ibu..
I LOVE YOU IBU
Minggu, 15 Februari 2015
Sabtu, 14 Februari 2015
Embun Dikala Hujan
Hai kamu penikmat kopi
Apa kabarmu?
Bagaimana kondisi citycar mu yang selalu kamu sayang, bahkan mungkin jauh lebih kamu sayang daripada kekasihmu.
Kapan kita bisa berbincang dengan segelas kopi hitam, dan green tea latte kesukaan ku?
Bukan di coffea shop, melainkan di dalam mobil mu yang jauh dari keramaian.
Dikala musim kemarau, kamu selalu berdo'a kepada semesta agar segera diturunkan hujan. Konyol memang, tapi bagi kamu tidak. Kamu pernah berucap padaku bahwa kamu senang bisa berdua di dalam mobil, terlebih saat hujan turun. Kamu bisa melihat embun dikala hujan di kaca mobilmu, dan bisa menulis namamu pun dengan namaku.
Tapi tidakkah kamu tau? Disaat kita bergegas untuk pulang, tulisan yang selalu kamu buat di kaca mobil itu hilang dengan sendirinya. Selalu dan selalu kamu bilang "meskipun tulisan di mobil itu hilang, tapi tulisan itu tak akan hilang dihatiku" sampai kapan akan seperti itu? Tidak kah kau menyadari di antara kita ada tembok penghalang yang amat tinggi? Yang lebih konyol kamu pernah memintaku untuk menjadi kekasihmu. Bagaikan berharap hujan dikala kemarau. Sudahlah lupakan embun dikala hujan, karna hujan pasti akan terganti sesaat oleh kemarau.
Apa kabarmu?
Bagaimana kondisi citycar mu yang selalu kamu sayang, bahkan mungkin jauh lebih kamu sayang daripada kekasihmu.
Kapan kita bisa berbincang dengan segelas kopi hitam, dan green tea latte kesukaan ku?
Bukan di coffea shop, melainkan di dalam mobil mu yang jauh dari keramaian.
Dikala musim kemarau, kamu selalu berdo'a kepada semesta agar segera diturunkan hujan. Konyol memang, tapi bagi kamu tidak. Kamu pernah berucap padaku bahwa kamu senang bisa berdua di dalam mobil, terlebih saat hujan turun. Kamu bisa melihat embun dikala hujan di kaca mobilmu, dan bisa menulis namamu pun dengan namaku.
Tapi tidakkah kamu tau? Disaat kita bergegas untuk pulang, tulisan yang selalu kamu buat di kaca mobil itu hilang dengan sendirinya. Selalu dan selalu kamu bilang "meskipun tulisan di mobil itu hilang, tapi tulisan itu tak akan hilang dihatiku" sampai kapan akan seperti itu? Tidak kah kau menyadari di antara kita ada tembok penghalang yang amat tinggi? Yang lebih konyol kamu pernah memintaku untuk menjadi kekasihmu. Bagaikan berharap hujan dikala kemarau. Sudahlah lupakan embun dikala hujan, karna hujan pasti akan terganti sesaat oleh kemarau.
Dari
Nama yang selalu terukir di kaca mobilmu
Dikala hujan
Kamis, 12 Februari 2015
Jarak Pandang Sepuluh Meter
Hai kamu.
Yang telah membuat senjaku diliputi kedinginan
Yang telah membuat nafsu makanku tertunda
Hanya untuk menulis surat ini untukmu. Iya untuk kamu
Terimakasih untuk hari ini
Ingat? Tadi kita bermain di kebun teh, tertawa riang di tengah hamparan teh hingga kita lupa bahwa ada tembok penghalang di antara kita.
Ditengah kegembiraan tiba-tiba saja turun kabut tebal di iringi dengan gerimis, sontak saja kita langsung mencari tempat berteduh. Jarak pandang kita hanya sepuluh meter. Tapi, di jarak pandang sepuluh meter itu aku bisa mengenal kamu lebih dekat, bahkan mungkin jauh lebih dekat. Banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil dari perbincangan kita ini.
Ingat? Sebelumnya kita tak pernah sedekat ini, bahkan untuk sekedar say hallo saja, kita jarang sekali, ya karna di antara kita ada tembok penghalang.
Tapi terimakasih untuk jarak pandang sepuluh meter karna telah membuat kita dekat bahkan mengenal satu sama lain, meskipun kita tak mungkin untuk bersatu.
Yang telah membuat senjaku diliputi kedinginan
Yang telah membuat nafsu makanku tertunda
Hanya untuk menulis surat ini untukmu. Iya untuk kamu
Terimakasih untuk hari ini
Ingat? Tadi kita bermain di kebun teh, tertawa riang di tengah hamparan teh hingga kita lupa bahwa ada tembok penghalang di antara kita.
Ditengah kegembiraan tiba-tiba saja turun kabut tebal di iringi dengan gerimis, sontak saja kita langsung mencari tempat berteduh. Jarak pandang kita hanya sepuluh meter. Tapi, di jarak pandang sepuluh meter itu aku bisa mengenal kamu lebih dekat, bahkan mungkin jauh lebih dekat. Banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil dari perbincangan kita ini.
Ingat? Sebelumnya kita tak pernah sedekat ini, bahkan untuk sekedar say hallo saja, kita jarang sekali, ya karna di antara kita ada tembok penghalang.
Tapi terimakasih untuk jarak pandang sepuluh meter karna telah membuat kita dekat bahkan mengenal satu sama lain, meskipun kita tak mungkin untuk bersatu.
Selasa, 10 Februari 2015
Mamah
Assalamualaikum mah.
Mba nitipin surat di #30HariMenulisSuratCinta. Tiba-tiba mba ingat mamah, mamah ke dua mba, kakak dari ibu yang pernah mengandung mba, mamah yang selalu jadi tempat curahan hati mba saat mba, bahkan mungkin mba lebih dekat dengan mamah daripada ibu.
Mamah yang sehat ya, cepet sembuh, cepet gemuk lagi. Inget gak mah, dulu kita senenh banget wisata kuliner, apapun makanan yang baru pasti kita cicipin. Terkadang mamah juga suka mencoba memasaknya di rumah. Pokoknya masakan mamah enak, walah kadang selalu ober di dalam bumbu.
Mba juga sering belajar masak dari mamah, justru mba dapet ilmu masak dari mamah, bukan dari ibu. Kita juga sering jalan-jalan. Bahkan dari semenjak kecil, mamah selalu bawa mba jalan-jalan.
Mba kangen jalan sama mamah, kangen masakan mamah. Mamah cepet sembuh ya biar bisa masakin buat mba.
I love you mamah
Dari
Anak yang menurutmu bungsu
Mba nitipin surat di #30HariMenulisSuratCinta. Tiba-tiba mba ingat mamah, mamah ke dua mba, kakak dari ibu yang pernah mengandung mba, mamah yang selalu jadi tempat curahan hati mba saat mba, bahkan mungkin mba lebih dekat dengan mamah daripada ibu.
Mamah yang sehat ya, cepet sembuh, cepet gemuk lagi. Inget gak mah, dulu kita senenh banget wisata kuliner, apapun makanan yang baru pasti kita cicipin. Terkadang mamah juga suka mencoba memasaknya di rumah. Pokoknya masakan mamah enak, walah kadang selalu ober di dalam bumbu.
Mba juga sering belajar masak dari mamah, justru mba dapet ilmu masak dari mamah, bukan dari ibu. Kita juga sering jalan-jalan. Bahkan dari semenjak kecil, mamah selalu bawa mba jalan-jalan.
Mba kangen jalan sama mamah, kangen masakan mamah. Mamah cepet sembuh ya biar bisa masakin buat mba.
I love you mamah
Dari
Anak yang menurutmu bungsu
Minggu, 08 Februari 2015
Kacamata
Dear, kacamata
Terimakasih semenjak kecil telah membantuku melihat begitu indahnya dunia. Tanpamu aku hanyalah sesosok makhluk yang tak berdaya, yang tak bisa melihat dengan jelasnya dunia ini.
Berkatmu aku bisa melihat dengan jelasnya makhluk ciptaanMu yang amat indah ini.
Hadirmu amat berarti dihidupku, dan aku takan pernah bisa hidup tanpamu, kacamata.
Terimakasih semenjak kecil telah membantuku melihat begitu indahnya dunia. Tanpamu aku hanyalah sesosok makhluk yang tak berdaya, yang tak bisa melihat dengan jelasnya dunia ini.
Berkatmu aku bisa melihat dengan jelasnya makhluk ciptaanMu yang amat indah ini.
Hadirmu amat berarti dihidupku, dan aku takan pernah bisa hidup tanpamu, kacamata.
Terimakasih Untuk Kalian
Untuk kalian para pecinta alam
Untuk kalian yang mempunyai hobi memotret
Untuk kalian yang senang mencari lokasi baru yang belum terjamak oleh banyak mata dan di aplikasikan dalam sebuah sentuhan photo
Kalian menamakan team kalian "KUKURUSUK"
perkenalan kita berawal dari projek di akhir tahun 2014.
Semenjak projek itu, saya menjadi sedikit mengenal apa itu kukurusuk.
hai kalian para kukurusuk mania, terimakasih telah mempublikasikan "GREEN CANYON MAJALENGKA" yang terletak di desa Sukadana Kec. Argapura Kab. Majalengka Jawa Barat.
Kalian ingat? Sewaktu saya tiba-tiba di ajak kukurusuk ke air terjun sawer, saya wanita satu-satunya yang ikut di team itu, tapi saya benar-benar di lindungi oleh kalian. Saya yang baru pertama kali kukurusuk amat manja di antara team, tapi dengan sabar kalian membantu saya hingga saya bisa sampai di tempat tujuan karena kalian.
Terimakasih banyak, kalian team kukurusuk telah mengajarkan saya artinya kebersamaan.
Untuk kalian yang mempunyai hobi memotret
Untuk kalian yang senang mencari lokasi baru yang belum terjamak oleh banyak mata dan di aplikasikan dalam sebuah sentuhan photo
Kalian menamakan team kalian "KUKURUSUK"
perkenalan kita berawal dari projek di akhir tahun 2014.
Semenjak projek itu, saya menjadi sedikit mengenal apa itu kukurusuk.
hai kalian para kukurusuk mania, terimakasih telah mempublikasikan "GREEN CANYON MAJALENGKA" yang terletak di desa Sukadana Kec. Argapura Kab. Majalengka Jawa Barat.
Kalian ingat? Sewaktu saya tiba-tiba di ajak kukurusuk ke air terjun sawer, saya wanita satu-satunya yang ikut di team itu, tapi saya benar-benar di lindungi oleh kalian. Saya yang baru pertama kali kukurusuk amat manja di antara team, tapi dengan sabar kalian membantu saya hingga saya bisa sampai di tempat tujuan karena kalian.
Terimakasih banyak, kalian team kukurusuk telah mengajarkan saya artinya kebersamaan.
Sabtu, 07 Februari 2015
Siapa Mereka?
Siapa mereka?
Mereka yang mana?
Itu yang sering jalan sama kamu.
Ohh mereka teman dekatku, bisa dibilang juga sahabat.
Mencoba mengingat memori sekitar 30bulan yang lalu. Semesta yang memperkenalkan kami 3 orang perempuan, dan 1 orang laki-laki. Mencoba menyatukan 4 isi kepala yang berbeda-beda.
Oh iya, perkenalkan mereka Halimah, Itan, dan Diky. 3 orang sahabatku. Berbicara tentang kenangan banyak sekali. Ingatkah kalian? Dulu, kita sering sekali makan mie ayam di bima, mengobrol di kosku, makan siang di nasi rempong, atau hanya sekedar cuci mata di mall? Dan banyak sekali kenangan.
Terimakasih, kalian telah membuat 30bulan terakhir ini menjadi lebih berwarna.
Mereka yang mana?
Itu yang sering jalan sama kamu.
Ohh mereka teman dekatku, bisa dibilang juga sahabat.
Mencoba mengingat memori sekitar 30bulan yang lalu. Semesta yang memperkenalkan kami 3 orang perempuan, dan 1 orang laki-laki. Mencoba menyatukan 4 isi kepala yang berbeda-beda.
Oh iya, perkenalkan mereka Halimah, Itan, dan Diky. 3 orang sahabatku. Berbicara tentang kenangan banyak sekali. Ingatkah kalian? Dulu, kita sering sekali makan mie ayam di bima, mengobrol di kosku, makan siang di nasi rempong, atau hanya sekedar cuci mata di mall? Dan banyak sekali kenangan.
Terimakasih, kalian telah membuat 30bulan terakhir ini menjadi lebih berwarna.
Jumat, 06 Februari 2015
Sepucuk surat untuk bapak
Assalamualaikum, pak
Anak cikalmu ini hanya berani untuk menitipkan surat melalui tukang pos cinta di #30harimenulissuratcinta.
Bapak yang selama ini mba kenal, bukalah bapak yang sering sekali membuka mulutnya hanya untuk sekedar berbincang. Mba tau mungkin bapak lelah setelah seharian bekerja. Bapak juga galak, amat galak untuk berbuat yang aneh-aneh saja mba takut. Mba masih ingat, kala itu mba melakukan kesalahan dan bapak marah besar, tapi setelah bapak memarahi mba habis-habisan mba tidak membenci bapak pun juga dengan bapak seperti biasa lagi. Bapak juga mendidik anak-anaknya dengan cara yang masih kolot, berontak memang awalnya. Tapi, setelah mba sering meninggalkan rumah mba sadar cara bapak yang mendidik anaknya tidak sia-sia meskipun dengan cara yang kolot. Coba saja kalau mba sedari kecil dibebaskan mungkin sekarang mba sudah menjadi anak nakal, bahkan mungkin pemabuk. Mba juga penurut kan pak? Karena mba tau bapak orangnya galak, dan juga mba sering berfikir bapak itu tua, yang pernah mengalami masa muda jadi otomatis bapak pernah ngalamin seusia mba, tapi mba belum jadi tua. Begitulah intinya.
meskipun bapak galak, kami tidak pernah merasa kurang kasih sayang. Apa yang bapak berikan untuk kami àdalah yang terbaik.
Bapak, terimakasih sudah menjadi bapak yang terbaik untuk 3 dari dan 1 dara. Maaf sekali karna kediaman bapak, jadi mba tidak pernah mengungkapkan rasa sayang mba melalui lisan. Bapak yang sehat ya, supaya bisa melihat satu persatu anaknya sukses, anaknya menjadi 'orang' agar kelak bapak tidak usah bekerja untuk kami, tapi kami yang akan bekerja untuk bapak, juga mengantarkan kami menuju pelaminan, tak lupa semoga bapak masih bisa menimang kelak yang akan menjadi cucu bapak.
Dari
Mba, anak cikalmu
Anak cikalmu ini hanya berani untuk menitipkan surat melalui tukang pos cinta di #30harimenulissuratcinta.
Bapak yang selama ini mba kenal, bukalah bapak yang sering sekali membuka mulutnya hanya untuk sekedar berbincang. Mba tau mungkin bapak lelah setelah seharian bekerja. Bapak juga galak, amat galak untuk berbuat yang aneh-aneh saja mba takut. Mba masih ingat, kala itu mba melakukan kesalahan dan bapak marah besar, tapi setelah bapak memarahi mba habis-habisan mba tidak membenci bapak pun juga dengan bapak seperti biasa lagi. Bapak juga mendidik anak-anaknya dengan cara yang masih kolot, berontak memang awalnya. Tapi, setelah mba sering meninggalkan rumah mba sadar cara bapak yang mendidik anaknya tidak sia-sia meskipun dengan cara yang kolot. Coba saja kalau mba sedari kecil dibebaskan mungkin sekarang mba sudah menjadi anak nakal, bahkan mungkin pemabuk. Mba juga penurut kan pak? Karena mba tau bapak orangnya galak, dan juga mba sering berfikir bapak itu tua, yang pernah mengalami masa muda jadi otomatis bapak pernah ngalamin seusia mba, tapi mba belum jadi tua. Begitulah intinya.
meskipun bapak galak, kami tidak pernah merasa kurang kasih sayang. Apa yang bapak berikan untuk kami àdalah yang terbaik.
Bapak, terimakasih sudah menjadi bapak yang terbaik untuk 3 dari dan 1 dara. Maaf sekali karna kediaman bapak, jadi mba tidak pernah mengungkapkan rasa sayang mba melalui lisan. Bapak yang sehat ya, supaya bisa melihat satu persatu anaknya sukses, anaknya menjadi 'orang' agar kelak bapak tidak usah bekerja untuk kami, tapi kami yang akan bekerja untuk bapak, juga mengantarkan kami menuju pelaminan, tak lupa semoga bapak masih bisa menimang kelak yang akan menjadi cucu bapak.
Dari
Mba, anak cikalmu
Kamis, 05 Februari 2015
Maaf, Atas Nama Waktu
Hai mas..
Sungguh klise sapaan ini. Ahh tidak apa kan? Daripada tak mengucapka sapaan sama sekali.
Kamu marah hari ini? Hanya karna waktuku. Itu saja, kan?
Yaa bagiku "hanya" tapi tidak untukmu.
Aku mengerti. Dulu, aku punya waktu lebih hanya untuk sekedar berbincang melalui ponsel. Tapi sekarang? Aku selalu berangkat pagi, pulang sore. Sehingga kamu sering marah dan kesal padaku.
Tidak kah kamu tau, aku berangkat pagi untuk menimba ilmu. Bukan untuk bermain. Aku tidak pernah mau menyalahkan waktu.
Maafkan aku.
Belum bisa memberikan waktu yang banyak. Kesibukanku? Ahh bukan salah kesibukan juga.
kamu pernah bilang " waktu yang temen ku kasih, jauh lebih banyak daripada waktu yang kamu kasih untuk ku" ingat? Baru tadi kamu bicara seperti itu. Rasanya? Ahh sudahlah. Seperti perahu kertas yang di lepas ke samudra hindia.
Sederhanakanlah, mas. Ini hanya masalah waktu.
Maaf. Ahh mungkin kata maaf ini tak akan pernah bisa kamu terima lagi. Benarkan?
Maaf, atas nama waktu
Sungguh klise sapaan ini. Ahh tidak apa kan? Daripada tak mengucapka sapaan sama sekali.
Kamu marah hari ini? Hanya karna waktuku. Itu saja, kan?
Yaa bagiku "hanya" tapi tidak untukmu.
Aku mengerti. Dulu, aku punya waktu lebih hanya untuk sekedar berbincang melalui ponsel. Tapi sekarang? Aku selalu berangkat pagi, pulang sore. Sehingga kamu sering marah dan kesal padaku.
Tidak kah kamu tau, aku berangkat pagi untuk menimba ilmu. Bukan untuk bermain. Aku tidak pernah mau menyalahkan waktu.
Maafkan aku.
Belum bisa memberikan waktu yang banyak. Kesibukanku? Ahh bukan salah kesibukan juga.
kamu pernah bilang " waktu yang temen ku kasih, jauh lebih banyak daripada waktu yang kamu kasih untuk ku" ingat? Baru tadi kamu bicara seperti itu. Rasanya? Ahh sudahlah. Seperti perahu kertas yang di lepas ke samudra hindia.
Sederhanakanlah, mas. Ini hanya masalah waktu.
Maaf. Ahh mungkin kata maaf ini tak akan pernah bisa kamu terima lagi. Benarkan?
Maaf, atas nama waktu
Selasa, 03 Februari 2015
Untuk Koko Klimis
Hallo Koko..
Ahh maafkan untuk sebutannya, perihal aku tak pernah bertanya nama koko siapa saat pertemuan pertama kita di bandara Samsyudin Noor.
Banjarmasin, Agustus 2014
Masih ingatkah sebelum boarding pass, koko sendiri di tengah keramaian orang dengan hanya memainkan hp pintar koko duduk seorang diri. Aku yang pada saat itu duduk tepat di depan kursi yang koko tempati.
Tak ada harapan untuk bisa berbincang saat itu, karena yang ada di fikiranku hanyalah bagaimana cuaca hari ini. Ahh bodoh sekali memikirkan hal seperti itu. Tiba-tiba saja lamunanku terpecahkan oleh suara asing yang menyapaku "ci mau terbang kemana?" Untuk menyakinkan aku melihat sekitar, tidak ada wanita di dekatkubsaat itu. Dia meyakinkan ku lagi "cici berkacamata, mau terbang kemana?" Ohh ternyata memang benar dia menyapaku. Setelah sedikit berbincang-bincang ternyata koko akan terbang ke Bali. Banyak sekali perbincangan kita pada saat itu.
Oh iya, aku ingat saat itu koko mengenakan baju kaos warna biru, jam tangan dari Rolex, tak lupa sepatu dari Dr. Martens dengan gayanya yang klimis. aku juga masih ingat, kalau koko pernah bilang penyuka jam tangan high class, sama seperti wanita yang mencitai tas branded.
Tak terasa ya, obrolan kita pada saat itu terpotong oleh waktu. Yaa koko harus boarding pass, sementara aku harus menunggu 30menit lagi untuk boarding ke Bandung. Entah kapan lagi kita akan berbincang lagi. Semoga Semesta menghendaki pertemuan kita lagi ya ko.
Ahh maafkan untuk sebutannya, perihal aku tak pernah bertanya nama koko siapa saat pertemuan pertama kita di bandara Samsyudin Noor.
Banjarmasin, Agustus 2014
Masih ingatkah sebelum boarding pass, koko sendiri di tengah keramaian orang dengan hanya memainkan hp pintar koko duduk seorang diri. Aku yang pada saat itu duduk tepat di depan kursi yang koko tempati.
Tak ada harapan untuk bisa berbincang saat itu, karena yang ada di fikiranku hanyalah bagaimana cuaca hari ini. Ahh bodoh sekali memikirkan hal seperti itu. Tiba-tiba saja lamunanku terpecahkan oleh suara asing yang menyapaku "ci mau terbang kemana?" Untuk menyakinkan aku melihat sekitar, tidak ada wanita di dekatkubsaat itu. Dia meyakinkan ku lagi "cici berkacamata, mau terbang kemana?" Ohh ternyata memang benar dia menyapaku. Setelah sedikit berbincang-bincang ternyata koko akan terbang ke Bali. Banyak sekali perbincangan kita pada saat itu.
Oh iya, aku ingat saat itu koko mengenakan baju kaos warna biru, jam tangan dari Rolex, tak lupa sepatu dari Dr. Martens dengan gayanya yang klimis. aku juga masih ingat, kalau koko pernah bilang penyuka jam tangan high class, sama seperti wanita yang mencitai tas branded.
Tak terasa ya, obrolan kita pada saat itu terpotong oleh waktu. Yaa koko harus boarding pass, sementara aku harus menunggu 30menit lagi untuk boarding ke Bandung. Entah kapan lagi kita akan berbincang lagi. Semoga Semesta menghendaki pertemuan kita lagi ya ko.
Untuk Tuan, Yang Membenci Pertemuan
Hai tuan..
Iya tuan berkacamata, berkulit sawo matang sedikit gelap yang sedang memandangku sinis kala itu.
Aku menitipkan surat ini melalui tukang pos di #30HariMenulisSuratCinta
Tidakkah kau ingat saat pertemuan pertama kita. Apa? Kau tak ingat tuan? Perlukah aku untuk mengingatkan tuan akan pertemuan pertama kita?
Aku masih ingat akan pertemuan pertama, di stasiun Cirebon, 2 tahun lalu. Dengan mengenakan kaos warna merah dengan bawahan celana jeans bersepatu converse kebanggan tuan taklupa menggendong ransel yang entah berisi apa.
Ingatkah tuan, kala pertemuan pertama tuan memandangku sinis tanpa bicara babibu tak seperti kebanyakan orang yang membuka pertemuannya dengan senyuman. Entah apa yang sedang tuan fikirkan saat itu sehingga memandangku saja sinis.
Oh ternyata setelah mengenal jauh sosok tuan seperti apa, tuan ternyata amat benci akan pertemuan. Menurut tuan pertemuan hanya akan melahirkan perpisahan. Terlebih saat perpisahan datang menghampiri kita, Saat kita harus berpisah karena jarak.Memang benar, tapi tidakkah kau sedikit berfikir bahwa pertemuan itu indah, bukan untuk di benci. Entah telah berapa kali dari pertemuan pertama kita bertemu lagi, dan tuan masih sama, masih membenci pertemuan.
Iya tuan berkacamata, berkulit sawo matang sedikit gelap yang sedang memandangku sinis kala itu.
Aku menitipkan surat ini melalui tukang pos di #30HariMenulisSuratCinta
Tidakkah kau ingat saat pertemuan pertama kita. Apa? Kau tak ingat tuan? Perlukah aku untuk mengingatkan tuan akan pertemuan pertama kita?
Aku masih ingat akan pertemuan pertama, di stasiun Cirebon, 2 tahun lalu. Dengan mengenakan kaos warna merah dengan bawahan celana jeans bersepatu converse kebanggan tuan taklupa menggendong ransel yang entah berisi apa.
Ingatkah tuan, kala pertemuan pertama tuan memandangku sinis tanpa bicara babibu tak seperti kebanyakan orang yang membuka pertemuannya dengan senyuman. Entah apa yang sedang tuan fikirkan saat itu sehingga memandangku saja sinis.
Oh ternyata setelah mengenal jauh sosok tuan seperti apa, tuan ternyata amat benci akan pertemuan. Menurut tuan pertemuan hanya akan melahirkan perpisahan. Terlebih saat perpisahan datang menghampiri kita, Saat kita harus berpisah karena jarak.Memang benar, tapi tidakkah kau sedikit berfikir bahwa pertemuan itu indah, bukan untuk di benci. Entah telah berapa kali dari pertemuan pertama kita bertemu lagi, dan tuan masih sama, masih membenci pertemuan.
Terimakasih atas rezekyMu hari ini
Ahh mungkin terlalu basa basi untuk mengucapkan sebuah sapaan di hari selasa ini.
Surat ke-2 di #30HariMenulisSuratCInta ini khusus dibuat untuk ucapan rasa terimakasih padaMu yang telah menitipkan rezeky melalui tangan-tangan hambaMu.
Yaa.. betapa malangnya pagi itu, seorang mahasiswi yang berangkat di pagi buta untuk menimba ilmu dengan berbekal uang receh yang pas hanya untuk membayar angkutan umum. Mungkin semesta iba melihat mahasiswi malang itu di hari selasa ini, hingga Semesta pagi itu menitipkan rezeky berupa selembar uang limapuluh ribu melalui tangan kerabat dekat si mahasiswa itu. Ahh betapa senang dan bersyukurnya pagi itu. Setidaknya dia bisa menabung untuk bekal di hari rabu, dan bisa makan di hari ini.
Tak henti sampai disitu, Semesta juga menitipkan rezekyNya lagi melalui tangan temannya. Betapa tidak, mahasiswi itu bisa makan siang di sebuah restaurant Italy yang di bayari temannya. Uang yang harusnya untuk makan siang, bisa di tabung untuk esok agar tetap bisa makan.
Saat jam kuliah telah usai, mahasiswi itu pulang dengan hati yang riang gembira, karna telah diberi rezeky yang amat banyak di hari ini.
Tapi, Semesta tak cukup sampai disitu, masih menitipkan rezekyNya pada tangan teman ibu si mahasiswi itu. Karna sewaktu sedang duduk di angkutan umum, tiba-tiba teman ibu itu membayari ongkos untuk pulang. Betapa amat bersyukurnya dia akan rezekyMu yang dititipkan kepada tangan hamba-hambaMu itu.
Semoga apa yang telah tangan itu berikan mendapat balasan yang amat lebih banyak lagi, karena telah membuatnya bahagia.
Dan rasa syukur padaMu amat terpanjat atas rezekyMu hari ini.
Terimakasih Semesta :)
Dari
hambaMu yang amat berbahagia hari ini
Surat ke-2 di #30HariMenulisSuratCInta ini khusus dibuat untuk ucapan rasa terimakasih padaMu yang telah menitipkan rezeky melalui tangan-tangan hambaMu.
Yaa.. betapa malangnya pagi itu, seorang mahasiswi yang berangkat di pagi buta untuk menimba ilmu dengan berbekal uang receh yang pas hanya untuk membayar angkutan umum. Mungkin semesta iba melihat mahasiswi malang itu di hari selasa ini, hingga Semesta pagi itu menitipkan rezeky berupa selembar uang limapuluh ribu melalui tangan kerabat dekat si mahasiswa itu. Ahh betapa senang dan bersyukurnya pagi itu. Setidaknya dia bisa menabung untuk bekal di hari rabu, dan bisa makan di hari ini.
Tak henti sampai disitu, Semesta juga menitipkan rezekyNya lagi melalui tangan temannya. Betapa tidak, mahasiswi itu bisa makan siang di sebuah restaurant Italy yang di bayari temannya. Uang yang harusnya untuk makan siang, bisa di tabung untuk esok agar tetap bisa makan.
Saat jam kuliah telah usai, mahasiswi itu pulang dengan hati yang riang gembira, karna telah diberi rezeky yang amat banyak di hari ini.
Tapi, Semesta tak cukup sampai disitu, masih menitipkan rezekyNya pada tangan teman ibu si mahasiswi itu. Karna sewaktu sedang duduk di angkutan umum, tiba-tiba teman ibu itu membayari ongkos untuk pulang. Betapa amat bersyukurnya dia akan rezekyMu yang dititipkan kepada tangan hamba-hambaMu itu.
Semoga apa yang telah tangan itu berikan mendapat balasan yang amat lebih banyak lagi, karena telah membuatnya bahagia.
Dan rasa syukur padaMu amat terpanjat atas rezekyMu hari ini.
Terimakasih Semesta :)
Dari
hambaMu yang amat berbahagia hari ini
Minggu, 01 Februari 2015
Mantan...
Dear mantan..
Terimakasih untuk cinta yang pernah ada.
Terimakasih untuk kasih sayang yang pernah kau berikan.
Terimakasih untuk segala pengorbanan yang telah engkau berikan.
Terimakasih untuk waktumu, karena 3 tahun itu bukanlah waktu yang singkat.
Dan terimakasih untuk rasa sakit yang pernah engkau taburkan.
Begitu banyak rasa terimakasihku padamu
Yaa memang kau orang yang paling spesial.
TAPI ITU DULU
Dulu sebelum kau mengkhianati cinta yang pernah aku berikan.
Dulu sebelum kau mengkhianati janji yang kau buat sendiri.
Dulu sebelum rasa sayang ini hilang.
3 tahun waktu yang kita lalui bersama dengan tertatih-tatih penuh banyak sekali cobaan terhapuskan hanya karna orang ketiga.
Sakit? IYA
kecewa? PASTI
Meskipun telah membuatku jatuh, tapi tak lupa untuk berterimakasih karna kau telah membuatku jauh lebih kuat menerima hidup.
Terutama menerima bahwa kau mampu hidup bahagia bersama istri dan anakmu.
Aku pernah mencintaimu, dulu sebelum kau menikah, dan sebelum aku mendapatkan pria yang jauh lebih sederhana darimu.