untuk bapak tersayang
maaf kalau selama ini mba susah untuk bilang sayang
maaf kalau selama ini mba susah mengobrol dengan bapak
maaf kalau selama ini mba jarang punya waktu untuk keluar dengan bapak
maaf kalau selama ini mba terkesan datang saat mba kehabisan uang
betapa bangganya mba mempunyai ayah seperti bapak
bapak bekerja keras untuk kami anak-anaknya agar masih bisa sekolah dan makan
dari pagi hingga malam bapak bekerja
sedih rasanya jika melihat bapak kerja di usia bapak yang tidak lagi muda
terkadang mba menangis dalam kediaman saat ibu bilang "bapak khawatir sama mba. gimana nanti kalau udah ngekos, mba kan belum pernah jauh" mba tau ko pak. bapak sayang mba, bapak khawatir mba, bapak pedulu mba.
hanya saja bapak tidak secara gamblang mengucapkannya.
hanya bahasa tubuh yang terlihat betapa bapak peduli terhadap mba
mba pun begitu, rasanya tidak bisa jauh dari kehangatan rumah.
jika bisa memilih, mba tidak pernah mau hidup jauh dari rumah
tapi semua ini hanya untuk bapak dan ibu
yang sangat sayang sama mba
bapak adalah manusia terhebat dan tersabar
bagaimana tidak, bapak mampu melewati semua ujian hidup
dari mulai susah sampai senang
tanpa bapak mengeluh sedikitpun,
bapak juga tidak pernah menunjukan kalau bapak sakit, lemah, dan tidak punya
bapak selalu bilang "kalau untuk kebaikan anak-anak berapapun akan bapak kasih"
mba tau saat keluarga kita dilanda kebangkrutan, bapak kuat
bapak mampu menghadapinya, bapak mampu bangkit kembali
bukan perkara mudah memang saat harus kehilangan pekerjaan
mba tau, bapak masih menyimpan alat-alat untuk menggambar sebuah bangunan
terkadang juga bapak sering menggambar dalam sepinya
dulu bapak yang bekerja dengan bangunannya sekarang harus banting setir
demi anak-anaknya agar tetap bisa mengenyam bangku sekolah
bapak yang mba tau, bapak yang mampu bangkit, bapak yang mampu bertahan di dalam keterpurukan hingga bangkit dan kembali mengejar mimpi-mimpi besarmu
hingga saat mba akan masuk ke perguruan tinggi, bapak pernah janji "kalau kamu mampu masuk universitas negeri dengan jurusan yang kamu inginkan, bapak ijinkan kamu untuk membawa kendaraan"
dan meskipun aku tidak masuk FK bukan kendaraan yang mba inginkan, hanya jalan menuju cita-cita mba.
meskipun bapak tidak pernah menunjukan kekecewaannya, bapak mendaftarkanku ke IAIN cirebon.
salah satu alasan beliau mendaftarkanku disitu, karena itu adalah universitas islam negeri yang dekat dari rumahku.dan sesuai janjinya bapak mengijinkanku membawa kendaraan. dan sesuai janji bapak, bapak membelikaku sebuah mobil city car. tapi bukan itu kok pak yang mba cari :) punya ayah seperti bapak itu sebuah anugrah yang paling besar :)
yang sehat ya pak, mba pengen ayah selalu sehat sampai mengantarkan anak-anaknya wisuda dan kepelaminan :) mba sayang bapak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar