Sebenernya ini tulisan penting gak penting buat di baca.
Tapi ini perjalanan kisah cinta seorang PUPUT ROHMATUL IZATI yang mencari sang arjuna.. CIEE GITU
oke lupakan!
Mulai dari pertama pacaran
Seinget aku, mulai pacaran kelas 2 SMP. Tapi ini gak dianggap mantan, secara pacaran ini apa banget. Ngobrol gapernah, cuman sms aja, teleponan salting-saltingan, kalau ketemu malu-malu. Well apabanget lah. Sampe musuhan sama temen sendiri. Oke kalau inget ini pasti geli sendiri. Putus? Gatau deh, tiba-tiba hilang kontak aja. Tapi sekarang masih kontak kok, hubungan baik, seolah saat SMP gapernah ada apa-apa.
Kedua saat SMP kelas 3
Usia kami terpaut 8tahun. Kebayang dong. Pacarnya anak kuliah tingkat akhir. Serius? Gatau deh, namanya anak SMP. Tapi gapernah nyangka bisa bertahan 4tahun sampai lulus SMA. Pacarannya adem ayem, aa yang satu itu sering banget ngalah, dia selalu ngalah malah dia ngerti gimana pola fikir zaman SMA masih ABG dong ya, banyak egoisnya. Apa yang aku minta selalu dituruti. Sampai akhirnya Di ujung setelah Ujian Nasional selesai, dia minta untuk TUNANGAN. Anak SMA macam akik di ajak tunangan, jelas saat itu aku nolak. Fikiranku saat itu cuman "kalau udah tunangan pasti ngajak nikah, gamau lah, masa mudaku pasti terenggut oleh rumah tangga" wajar kalau fikirannya kaya gitu, lah wong belum dewasa. Endingnya? Masuk Universitas malah ditinggal nikah, darisitulah pertama saya belajar mengenal apa itu sakit hati. Tapi sayapun belajar dari 4tahun kebersamaan. Galau? Segalau galaunya, karena memang saya baru kali itu sakit hati oleh seorang pria.
Enam bulan dari kejadian sakit hati itu, saya mendapat pengganti. Perjuangan banget, saat itu "yang penting dapet"
Ketiga saat Kuliah
Saya berkenalan lewat media sosial, entah apa yang terfikir dibenak saya, yang penting saya punya pacar. Bertahan 2tahun. LDR pula. Saya gamau cerita terlalu banyak tentang mas-mas jawa yang satu ini. Mas pernah bilang "mau nikah usia 29 tahun, pas udah bahagiakan orang tua" tak dapat dipungkiri rencana mulia mas, tapi ada saya yang selalu berharap dinikahi maksimal usia saya 27tahun, saya gapernah mau nikah muda, juga gapernah mau nikah telat. Rencana saya nikah usia 25th. Usia kami sama, bahkan mas lebih muda dari saya beberapa bulan. Kebayang dong nanti saya nikah 29th. Saat itu saya gaterlalu berharap, jalani saja. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk berpisah di 2tahun kebersamaan kami.Tapi saat berpisah, ada kesepakatan antara saya dan mas ini.
Galau? Tidak terlalu
Hanya menyesali kenapa harus berpisah. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kali ini saya gapernah mikirin. Pelampiasannya hanya menyibukan diri saja. Pokoknya putus dari mas jawa ini saya gapernah uring-uringan, bukan saya gak ada rasa,tapi saya belajar dari pengalaman sebelumnya.
Keempat saat usia saya menginjak 20tahun
Dari pengalaman dan usia sebelumnya jelas ada perbedaan di dalam pola fikir saya. Saya mengenalnya saat saya jalan-jalan di suatu wisata alam. Well cuman temenan di facebook. Gapernah berharap kenal lebih dekat, karena saat itu saya sudah lelah. Tapi lambat laun semakin dekat, dan pacaran. Saya mengaguminya, tapi setelah jalan 4 bulan saya tidak menemukan apa yang saya cari dari dia. Saya sudah terlalu lelah untuk ini saya memutuskan untuk mundur. Ditambah ibu saya tidak setuju saya pacaran dengan mantan yang ini. Ya udah sampai disini saja.
Kelima saat saya sudah tidak mau lagi pacaran.
Saya sering ketemu aa 1tahun yang lalu, sering bareng tapi gapernah kenalan atau apapun itu, hanya sebatas saling "tau". Beberapa bulan yang lalu kami saling mengenal, saat saya pulang kuliah siang, saya sempat di ajak ke rumahnya, saya diperkenalkan sebagai teman saat itu. Diperkenalkan dilingkungan nya entah itu di tempat kerja ataupun di lingkungan teman-temannya. Karena memang di antara kita gapernah ada komitmen. Tapi lebih jauh dari itu, kami mengenal satu sama lain, saling mengetahui lebih dalam. Bahkan seperti orang pacaran pada umumnya, tapi gapernah pacaran. Sampai akhirnya kemarin aa minta sama ibu sama bapak untuk menikahi anak gadisnya di tahun 2016. Itupun butuh perjuangan untuk mendapatkan restu dari kedua orang tua saya. Meyakinkan bahwa nanti anak gadisnya diusia muda bisa menjadi seorang istri.
Bahagia? Saya hanya bisa senyum sumringah. Gapernah disangka saya bisa seperti ini. Perjalanan saya akhirnya menemui titik terang menuju masa depan sebagai ibu rumah tangga.
Semoga ini akhir dari pencarian saya selama ini. Saya sudah terlalu lelah mencari dan mencoba. Sayapun yakin, jodoh itu pasti datang dengan sendirinya, dan sang Maha membolak balikan hati manusia sudah punya rencana indah kapan kita menemukan jodoh. Manusia hanya bisa berencana kapan akan menikah, tapi Tuhan lah yang sudah lebih dulu mempunyai rencana kapan kita harus menikah.
:')
Cerita Dubidam
Sabtu, 10 Oktober 2015
Selasa, 01 September 2015
Hallo Munjul
Tepat 20 tahun yang lalu saya dilahirkan, di kota kecil di bawah kaki Gunung Ciremai Jawa Barat. Dia bernama Majalengka. Saya tumbuh dan berkembang di kota kecil ini. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun demi tahun ia berbenah. Saat saya kecil belum ada tempat untuk berkumpul, hari ini ini saya menginjakan kaki di tempat yang dahulu hanya sebuah kebun. Tepat di depan bunderan Munjul. Orang menyebutnya taman dirgantara, namun saya sering menyebutnya taman kenangan.
Klise, jika tempat itu disebut taman kenangan. Tempat yang baru, tahun keberadaannya bisa di hitung dengan jari. Bukan berbicara tentang seberapa lama munjul berada, tapi saat saya besar dan telah mengerti, banyak sekali kenangan yang tersimpan di tempat itu. Saat yang lain mengejek saya gemuk, taman itulah yang "membantu" saya menjadi lebih kurus. Tak hanya itu, saat saya sedih, taman itulah yang menjadi sandaran. Banyak sekali kenangan di taman itu.
Saya sering sekali "meninggalkannya" mencari dan berharap mendapat tempat yang jauh lebih nyaman daripada munjul, hanya saja sampai saat ini munjul lah yang masih menjadi tempat saya becerita. Bukan sebuah masalah tempatnya, lebih dari itu melibatkan kenangan dan perasaan.
Terimakasih telah menjadi bagian dari sepenggal kenangan, tetaplah asri seperti ini. Saat saya harus meninggalkan Majalengka untuk mengejar masa depan kelak, saya berjanji saat pulang saya akan selalu menyempatkan untuk berkunjung mengenang sejuta kenangan tentang kota ini.
Klise, jika tempat itu disebut taman kenangan. Tempat yang baru, tahun keberadaannya bisa di hitung dengan jari. Bukan berbicara tentang seberapa lama munjul berada, tapi saat saya besar dan telah mengerti, banyak sekali kenangan yang tersimpan di tempat itu. Saat yang lain mengejek saya gemuk, taman itulah yang "membantu" saya menjadi lebih kurus. Tak hanya itu, saat saya sedih, taman itulah yang menjadi sandaran. Banyak sekali kenangan di taman itu.
Saya sering sekali "meninggalkannya" mencari dan berharap mendapat tempat yang jauh lebih nyaman daripada munjul, hanya saja sampai saat ini munjul lah yang masih menjadi tempat saya becerita. Bukan sebuah masalah tempatnya, lebih dari itu melibatkan kenangan dan perasaan.
Terimakasih telah menjadi bagian dari sepenggal kenangan, tetaplah asri seperti ini. Saat saya harus meninggalkan Majalengka untuk mengejar masa depan kelak, saya berjanji saat pulang saya akan selalu menyempatkan untuk berkunjung mengenang sejuta kenangan tentang kota ini.
Yang selalu menyinggahimu
Minggu, 09 Agustus 2015
Adik Ketemu Gede
Hallo dedek gemes nan nyebelin..
Ehh nyebelin gak sih? Kata aa sih kamu gak nyebelin
Cuman ya gitu, kesan pertama kita ketemu nyebelin. Entah karena kamu cemburu atau emang dasarnya nyebelin.
Aa sering cerita tentang kamu lhoo,dari a-z. Kamu jauh lebih dulu kenal aa dibanding saya. Kamu jauh lebih mengenal aa dibandingkan dengan saya. Tapi saat ini saya milikin Aa. Meskipun belum seutuhnya.
Saya bahagia, amat bahagia. Tolonglah dek, jangan ganggu kebahagiaan saya bersama aa dengan embel-embel drama mu. Drama tangisanmu, dan segala hal drama apapun itu. Kamu perempuan saya perempuan, tolong saling mengerti dek!
Karena saya tau, ada cinta untuk aa di mata kamu. Semoga aa tidak tergoda akan pancaran sinar itu.
Terimakasih sebelumnya dek! Maaf saya mencuri start. Semoga bahagia hidupnya!
Ehh nyebelin gak sih? Kata aa sih kamu gak nyebelin
Cuman ya gitu, kesan pertama kita ketemu nyebelin. Entah karena kamu cemburu atau emang dasarnya nyebelin.
Aa sering cerita tentang kamu lhoo,dari a-z. Kamu jauh lebih dulu kenal aa dibanding saya. Kamu jauh lebih mengenal aa dibandingkan dengan saya. Tapi saat ini saya milikin Aa. Meskipun belum seutuhnya.
Saya bahagia, amat bahagia. Tolonglah dek, jangan ganggu kebahagiaan saya bersama aa dengan embel-embel drama mu. Drama tangisanmu, dan segala hal drama apapun itu. Kamu perempuan saya perempuan, tolong saling mengerti dek!
Karena saya tau, ada cinta untuk aa di mata kamu. Semoga aa tidak tergoda akan pancaran sinar itu.
Terimakasih sebelumnya dek! Maaf saya mencuri start. Semoga bahagia hidupnya!
Sabtu, 11 April 2015
Sedikit Mengenang. Bolehkah?
Entah kenapa tiba-tiba saya ingin sekali menuliskan tentang 2 tahun 1 bulan yang pernah saya lewati bersamanya. Mungkin karena tadi sore kita sedikit berbincang dengan nada bicara yang lembut, namun menyentuh hati, hingga tak kuasa menitikan air mata. Juga sebagai rasa terimakasih saya untuk kamu, yang pernah menemani saya selama 2 tahun 1 bulan.
Ingatkah akan omegle, yahoo! Massanger, dan juga twitter? Itu semua perantar akan perkenalan kita. Saat saya sedang jatuh karena di tinggal menikah. Pelampiasan? Mungkin, tapi lambat laun saya jatuh, namun saya tau persis, ini jatuh cinta. Saya jatuh cinta meskipun kita tidak pernah berjumpa sebelumnya.
Ingatkah? Pertemuan pertama kita di stasiun Cirebon setelah menjalani hubungan menginjak bulan ke enam. Salah tingkah, senang, bahagia akhirnya penantian selama 6 bulan terbayar.
Setelah pertemuan pertama itu, kita menjadi sering berjumpa. Entah itu 2 bulan sekali, Atau 1 bulan sekali. Senang? Jelas.
Kenangan di Cirebon seputar stasiun, mie koclok, empal amarta, ahh banyak tak bisa saya sebutkan satu persatu. Tentang saya yang pernah meninggalkanmu di Cirebon seorang diri, pun juga denganmu yang pernah membiarkan saya naik busway sendiri. Tapi terimakasih, karena itu saya jadi bisa dan tau naik busway sendiri. :D
Terimakasih juga telah mengabulkan rengekan saya hanya untuk makan mie tektek di taman menteng, atau sekedar menemani saya membeli chatime di kelapa gading, dan juga terimakasih karena telah mengorbankan rasa lelahmu hanya untuk menemani saya naik hysteria dan wahana ekstrim lainnya. Yaa meskipun kamu hanya berani naik bianglala. :D
Intinya saya amat berterimakasih atas 2 tahun 1 bulan, dan saya juga minta maaf atas kekecewaan di 2 tahun 1 bulan. Untuk perkataan saya di akhir 2 tahun 1 bulan saya hanya bisa meminta maaf. Semoga kamu bisa memaafkan kesalahan saya.
Terimakasih banyak Mas, take care. Proposal pengajuan jodohmu belum di acc olehNya. Semoga ikhtiarmu bersama dengan yang lain di lancarkan. Begitupun sebaliknya dengan saya.
Ingatkah akan omegle, yahoo! Massanger, dan juga twitter? Itu semua perantar akan perkenalan kita. Saat saya sedang jatuh karena di tinggal menikah. Pelampiasan? Mungkin, tapi lambat laun saya jatuh, namun saya tau persis, ini jatuh cinta. Saya jatuh cinta meskipun kita tidak pernah berjumpa sebelumnya.
Ingatkah? Pertemuan pertama kita di stasiun Cirebon setelah menjalani hubungan menginjak bulan ke enam. Salah tingkah, senang, bahagia akhirnya penantian selama 6 bulan terbayar.
Setelah pertemuan pertama itu, kita menjadi sering berjumpa. Entah itu 2 bulan sekali, Atau 1 bulan sekali. Senang? Jelas.
Kenangan di Cirebon seputar stasiun, mie koclok, empal amarta, ahh banyak tak bisa saya sebutkan satu persatu. Tentang saya yang pernah meninggalkanmu di Cirebon seorang diri, pun juga denganmu yang pernah membiarkan saya naik busway sendiri. Tapi terimakasih, karena itu saya jadi bisa dan tau naik busway sendiri. :D
Terimakasih juga telah mengabulkan rengekan saya hanya untuk makan mie tektek di taman menteng, atau sekedar menemani saya membeli chatime di kelapa gading, dan juga terimakasih karena telah mengorbankan rasa lelahmu hanya untuk menemani saya naik hysteria dan wahana ekstrim lainnya. Yaa meskipun kamu hanya berani naik bianglala. :D
Intinya saya amat berterimakasih atas 2 tahun 1 bulan, dan saya juga minta maaf atas kekecewaan di 2 tahun 1 bulan. Untuk perkataan saya di akhir 2 tahun 1 bulan saya hanya bisa meminta maaf. Semoga kamu bisa memaafkan kesalahan saya.
Terimakasih banyak Mas, take care. Proposal pengajuan jodohmu belum di acc olehNya. Semoga ikhtiarmu bersama dengan yang lain di lancarkan. Begitupun sebaliknya dengan saya.
Yang pernah mengisi hatimu
Di 2 tahun 1 bulan
Bakpow
Minggu, 15 Februari 2015
Mesin Cuci Untuk Ibu
Ibu..
Makhluk ciptaan Tuhan yang amat kami sayang
Yang pernah memperjuangkan nyawa kami, 4 orang anak yang pernah berada dekat sekali dengan jantungmu, selama sembilan bulan pula ibu selalu membawa kami kemanapun ibu pergi, sungguh nyaman rasanya berada di dalam rahim mu.
Sedari kami kecil, ibu tidak pernah mempunyai asisten rumah tangga, ibu hanya mempunyai nanny untuk merawat kita dikala ibu sedang bekerja.
Ibu yang selalu membuatkan dan mengontrol apa yang kami makan.
Ibu selalu menyiapkan makanan untuk bapak. Bahkan segala pekerjaan rumah tangga ibu yang menangani, termasuk mencuci pakaian kami.
Dari dulu memang ibu sudah menggunakan mesin cuci, tetapi semenjak mesin cuci terakhir di rumah rusak sekitar 4 tahun yang lalu, ibu tidak di ijinkan bapak untuk membeli mesin cuci, dengan alasan jauh lebih bersih dicuci tangan.
Betapa tidak kami kasihan melihat ibu mencuci baju kami dengan menggunakan tangan, tentu bukan hal yang mudah, di tambah usia ibu yang semakin senja. Ibu menjadi lebih sering kelelahan. Lambat laun kami menyadari, kami bukan anak kecil lagi, kami harus bisa menjadi "mesin cuci" dikala rusak. Sekarang kamipun menyadari bapak dulu tidak memberikan ibu mesin cuci semata-mata hanya ingin anak-anaknya mencuci sendiri, tidak tergantung dengan ibu dan mesin cuci.
Ibu.
Maafkan kami, karna demi pakaian kami tetap bersih dan terlihat indah ibu menjadi kelelahan.
Ibu.
Ijinkan kami untuk menjadi "mesin cuci" mu, biarkan sekarang kami yang mencuci bajumu dan baju bapak.
Sudah terlalu senja ibu untuk mencuci baju kami.
Terimakasih ibu..
I LOVE YOU IBU
Makhluk ciptaan Tuhan yang amat kami sayang
Yang pernah memperjuangkan nyawa kami, 4 orang anak yang pernah berada dekat sekali dengan jantungmu, selama sembilan bulan pula ibu selalu membawa kami kemanapun ibu pergi, sungguh nyaman rasanya berada di dalam rahim mu.
Sedari kami kecil, ibu tidak pernah mempunyai asisten rumah tangga, ibu hanya mempunyai nanny untuk merawat kita dikala ibu sedang bekerja.
Ibu yang selalu membuatkan dan mengontrol apa yang kami makan.
Ibu selalu menyiapkan makanan untuk bapak. Bahkan segala pekerjaan rumah tangga ibu yang menangani, termasuk mencuci pakaian kami.
Dari dulu memang ibu sudah menggunakan mesin cuci, tetapi semenjak mesin cuci terakhir di rumah rusak sekitar 4 tahun yang lalu, ibu tidak di ijinkan bapak untuk membeli mesin cuci, dengan alasan jauh lebih bersih dicuci tangan.
Betapa tidak kami kasihan melihat ibu mencuci baju kami dengan menggunakan tangan, tentu bukan hal yang mudah, di tambah usia ibu yang semakin senja. Ibu menjadi lebih sering kelelahan. Lambat laun kami menyadari, kami bukan anak kecil lagi, kami harus bisa menjadi "mesin cuci" dikala rusak. Sekarang kamipun menyadari bapak dulu tidak memberikan ibu mesin cuci semata-mata hanya ingin anak-anaknya mencuci sendiri, tidak tergantung dengan ibu dan mesin cuci.
Ibu.
Maafkan kami, karna demi pakaian kami tetap bersih dan terlihat indah ibu menjadi kelelahan.
Ibu.
Ijinkan kami untuk menjadi "mesin cuci" mu, biarkan sekarang kami yang mencuci bajumu dan baju bapak.
Sudah terlalu senja ibu untuk mencuci baju kami.
Terimakasih ibu..
I LOVE YOU IBU
Sabtu, 14 Februari 2015
Embun Dikala Hujan
Hai kamu penikmat kopi
Apa kabarmu?
Bagaimana kondisi citycar mu yang selalu kamu sayang, bahkan mungkin jauh lebih kamu sayang daripada kekasihmu.
Kapan kita bisa berbincang dengan segelas kopi hitam, dan green tea latte kesukaan ku?
Bukan di coffea shop, melainkan di dalam mobil mu yang jauh dari keramaian.
Dikala musim kemarau, kamu selalu berdo'a kepada semesta agar segera diturunkan hujan. Konyol memang, tapi bagi kamu tidak. Kamu pernah berucap padaku bahwa kamu senang bisa berdua di dalam mobil, terlebih saat hujan turun. Kamu bisa melihat embun dikala hujan di kaca mobilmu, dan bisa menulis namamu pun dengan namaku.
Tapi tidakkah kamu tau? Disaat kita bergegas untuk pulang, tulisan yang selalu kamu buat di kaca mobil itu hilang dengan sendirinya. Selalu dan selalu kamu bilang "meskipun tulisan di mobil itu hilang, tapi tulisan itu tak akan hilang dihatiku" sampai kapan akan seperti itu? Tidak kah kau menyadari di antara kita ada tembok penghalang yang amat tinggi? Yang lebih konyol kamu pernah memintaku untuk menjadi kekasihmu. Bagaikan berharap hujan dikala kemarau. Sudahlah lupakan embun dikala hujan, karna hujan pasti akan terganti sesaat oleh kemarau.
Apa kabarmu?
Bagaimana kondisi citycar mu yang selalu kamu sayang, bahkan mungkin jauh lebih kamu sayang daripada kekasihmu.
Kapan kita bisa berbincang dengan segelas kopi hitam, dan green tea latte kesukaan ku?
Bukan di coffea shop, melainkan di dalam mobil mu yang jauh dari keramaian.
Dikala musim kemarau, kamu selalu berdo'a kepada semesta agar segera diturunkan hujan. Konyol memang, tapi bagi kamu tidak. Kamu pernah berucap padaku bahwa kamu senang bisa berdua di dalam mobil, terlebih saat hujan turun. Kamu bisa melihat embun dikala hujan di kaca mobilmu, dan bisa menulis namamu pun dengan namaku.
Tapi tidakkah kamu tau? Disaat kita bergegas untuk pulang, tulisan yang selalu kamu buat di kaca mobil itu hilang dengan sendirinya. Selalu dan selalu kamu bilang "meskipun tulisan di mobil itu hilang, tapi tulisan itu tak akan hilang dihatiku" sampai kapan akan seperti itu? Tidak kah kau menyadari di antara kita ada tembok penghalang yang amat tinggi? Yang lebih konyol kamu pernah memintaku untuk menjadi kekasihmu. Bagaikan berharap hujan dikala kemarau. Sudahlah lupakan embun dikala hujan, karna hujan pasti akan terganti sesaat oleh kemarau.
Dari
Nama yang selalu terukir di kaca mobilmu
Dikala hujan
Kamis, 12 Februari 2015
Jarak Pandang Sepuluh Meter
Hai kamu.
Yang telah membuat senjaku diliputi kedinginan
Yang telah membuat nafsu makanku tertunda
Hanya untuk menulis surat ini untukmu. Iya untuk kamu
Terimakasih untuk hari ini
Ingat? Tadi kita bermain di kebun teh, tertawa riang di tengah hamparan teh hingga kita lupa bahwa ada tembok penghalang di antara kita.
Ditengah kegembiraan tiba-tiba saja turun kabut tebal di iringi dengan gerimis, sontak saja kita langsung mencari tempat berteduh. Jarak pandang kita hanya sepuluh meter. Tapi, di jarak pandang sepuluh meter itu aku bisa mengenal kamu lebih dekat, bahkan mungkin jauh lebih dekat. Banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil dari perbincangan kita ini.
Ingat? Sebelumnya kita tak pernah sedekat ini, bahkan untuk sekedar say hallo saja, kita jarang sekali, ya karna di antara kita ada tembok penghalang.
Tapi terimakasih untuk jarak pandang sepuluh meter karna telah membuat kita dekat bahkan mengenal satu sama lain, meskipun kita tak mungkin untuk bersatu.
Yang telah membuat senjaku diliputi kedinginan
Yang telah membuat nafsu makanku tertunda
Hanya untuk menulis surat ini untukmu. Iya untuk kamu
Terimakasih untuk hari ini
Ingat? Tadi kita bermain di kebun teh, tertawa riang di tengah hamparan teh hingga kita lupa bahwa ada tembok penghalang di antara kita.
Ditengah kegembiraan tiba-tiba saja turun kabut tebal di iringi dengan gerimis, sontak saja kita langsung mencari tempat berteduh. Jarak pandang kita hanya sepuluh meter. Tapi, di jarak pandang sepuluh meter itu aku bisa mengenal kamu lebih dekat, bahkan mungkin jauh lebih dekat. Banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil dari perbincangan kita ini.
Ingat? Sebelumnya kita tak pernah sedekat ini, bahkan untuk sekedar say hallo saja, kita jarang sekali, ya karna di antara kita ada tembok penghalang.
Tapi terimakasih untuk jarak pandang sepuluh meter karna telah membuat kita dekat bahkan mengenal satu sama lain, meskipun kita tak mungkin untuk bersatu.
Langganan:
Postingan (Atom)